JAKARTA - Penyidik masih belum menetapkan satupun tersangka atas tragedi kericuhan di Rutan Mako Brimob, Kelapa Dua, Depok pada Selasa 8 Mei 2018. Setidaknya insiden bentrok tersebut menyebabkan lima anggota Densus 88 gugur dan satu narapidana teroris (napiter) tewas.

Kepala Biro Penerangan Masyarakat Divisi Humas Mabes Polri Brigjen Muhammad Iqbal menyampaikan, pihaknya masih sedang mengumpulkan barang bukti dan saksi-saksi untuk membidik orang yang harus bertanggung jawab dalam kasus tersebut.

"Belum (ada tersangka). Masih berproses, ada beberapa yang kita lakukan, pengumpulan bukti-bukti, gunanya untuk kita firm agar kita bisa menjerat siapa yang melakukan penganiayaan. Tim sudah bergerak lama, proses pengumpulan alat bukti," kata Iqbal di Mabes Polri, Jakarta, Senin (9/7/2018).

(Baca Juga: 5 Polisi yang Tewas dalam Kerusuhan di Mako Brimob Naik Pangkat Anumerta)

Jenderal bintang satu itu menegaskan, polisi akan terus mengusut kasus kericuhan di Rutan Mako Brimob tersebut hingga tuntas. Menurutnya, siapa pun yang melakukan tindak pidana apalagi menganiaya petugas, pasti akan diproses sesuai hukum yang berlaku.

"Kita sudah kumpulkan bukti jejak digital, yang pasti, kami menjamin kasus di Mako Brimob tetap berproses," pungkas Iqbal.

Sekedar informasi, kericuhan di Rutan Mako Brimob, Kelapa Dua, Depok, Jawa Barat itu terjadi pada Selasa 8 Mei lalu. Dalam insiden tersebut, setidaknya ada lima polisi yang gugur dan satu narapidana teroris tewas, atas nama Benny Syamsu Tresno.

Adapun lima polisi yang tewas karena dianiaya itu yakni Bripda Wahyu Catur Pamungka, Bripda Syukron Fadhil Idensos, Ipda Rospuji, Bripka Denny, Briptu Fandi.

Selain korban jiwa, dalam insiden tersebut juga ada anggota polisi yang sempat disandera oleh napiter. Butuh 36 jam untuk membebaskan sandera dari para napiter, anggota polisi yang disandera yakni Bripka Irwan Sarjana yang kini sudah dalam perawatan.

TEMPO.CO, Jakarta - Kerusuhan yang terjadi di Mako Brimob Kelapa Dua, Depok, pada Selasa, 8 Mei 2018 menelan lima orang korban jiwa. Anggota Detasemen Khusus 88 Anti Teror yang sempat disandera oleh narapidana, tewas. Sedangkan dari pihak teroris, satu orang tewas.

Keenam jenazah tersebut dibawa dari Mako Brimob ke Rumah Sakit Polri Kramat Jati, Jakarta Timur pada Rabu, 9 Mei 2018. Tampak sejumlah anggota keluarga korban mendatangi Instalasi Kedokteran Forensik rumah sakit sekitar pukul 17.15 WIB. Mereka dikawal oleh petugas kepolisian. Beberapa mobil ambulans pun mulai memasuki area rumah sakit.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Sekitar pukul 18.00, satu per satu ambulans dan mobil polisi meninggalkan rumah sakit. Mobil pertama mengangkut jasad Bripka Deni Setiadi yang akan dibawa ke rumah duka di kawasan Lubang Buaya, Jakarta Timur. Dua ambulans yang lain mengangkut peti mati Ipda Yudi Rospuji Siswanto dan Briptu Fandi Setio Nugroho yang juga Penyidik Densus 88.

Sedangkan jenazah Bripda Wahyu Catur dibawa oleh keluarga ke kampung halamannya di Kebumen, Jawa Timur. Mobil jenazah terakhir meninggalkan RS Polri Kramat Jati dengan membawa jenazah Bripda Syukron Fadli dan keluarga ke rumah duka di kawasan Cakung, Jakarta Timur.

Hingga saat ini belum ada kepastian mengenai kapan para anggota polisi yang tewas tersebut akan dimakamkan. Sedangkan anggota Densus 88 Brigadir Kepala Iwan Sarjana masih ditawan teroris di Mako Brimob. Adapun jasad terduga narapidana teroris masih berada di ruang jenazah RS Polri Kramat Jati.

SALSABILA PUTRI PERTIWI | ALI ANWAR

SERAMBINEWS.COM, DEPOK - ANDI Analta Amier, kakak angkat Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok, hadir dalam doa bersama yang digelar komunitas #KamiBersamaPolri, di Mabes Polri, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, Kamis (10/5/2018) malam.

Dalam kesempatan itu, Andi mengungkapkan bahwa Ahok baru mengetahui kerusuhan di Mako Brimob, Kelapa Dua, Depok, Jawa Barat, keesokan harinya. Diketahui, kerusuhan itu terjadi pada Selasa (8/5/2018) malam.

"Adik saya (Ahok) dalam keadaan yang tidur nyenyak, jam 11 udah tidur. Kegaduhan berlangsung dia sudah tidur," ungkap Andi di depan gerbang Mabes Polri, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, Kamis (10/5/2018).

"Kondisi Ahok posisinya memang jauh dari blok, dan pada posisi pagi hari justru beliau (Ahok) baru mengetahui," sambungnya.

Baca: Usai Minta Maaf, Kapolres Karawang Dicopot dan Dipindah ke Mabes Polri, Ini Posisi AKBP Hendy

Baca: Ini Sosok Penusuk Bripka Marhum Prencje yang Ditembak Mati, Ternyata Seorang Mahasiswa

Andi mengaku berterima kasih kepada Polri yang sigap menghadapi keadaan yang genting. Ia merujuk pada lokasi rutan di mana Ahok ditahan, yang berjarak dua blok dari tempat kerusuhan. Meski jauh, kata dia, pengamanan di sana diketatkan lantaran kondisi yang tidak kondusif dan darurat.

"Alhamdulillah atas kesigapan Polri yang begitu sigap dalam menghadapi keadaan yang genting sekali, maka walaupun bloknya jauh, pengamanannya ekstra diketatkan, karena memang keadaan darurat yang tidak kondusif," tuturnya.

Sebelumnya, kerusuhan terjadi di Mako Brimob, Kelapa Dua, Depok, Jawa Barat, sejak Selasa (8/5/2018) malam hingga Kamis (10/5/2018) pagi.

Dalam peristiwa itu, para narapidana terorisme (napiter) menyandera anggota Polri, di mana akhirnya lima anggota Brimob Polri tewas. Satu orang polisi lagi yang disandera akhirnya dibebaskan dengan penuh luka, pada Kamis dini hari.

Baca: Kunker ke Kodim Nagan Raya, Danrem Harapkan Prajurit Mampu Ukir Prestasi

Baca: Tiba di Unsyiah, Surya Paloh Disambut Rektor Unsyiah dan Mahasiswa

Lima korban tewas dari pihak kepolisian telah berhasil diidentifikasi. Sebagian besar dari mereka mengalami luka dalam di bagian leher akibat senjata tajam. Ada pula yang mengalami luka tembak di kepala.

"Dari lima rekan-rekan yang gugur, mayoritas luka akibat senjata tajam di leher. Dan luka itu sangat dalam. Ada juga satu orang luka di kepala akibat tembakan," ujar Kepala Bagian Penerangan Masyarakat Brigjen Pol. M. Iqbal di Baharkam Polri, Depok, Rabu (9/5/2018).

Selain itu, lanjut Iqbal, aparat kepolisian juga ada yang mengalami luka di dada bagian kanan. Menurut dia, mayoritas polisi yang gugur mengalami luka di sekujur tubuh baik paha, lengan, dan jari akibat senjata tajam.

"Silakan rekan-rekan media menyimpulkan apakah ini perbuatan manusiawi atau tidak. Tapi kami hormati rule of law, proses negosiasi yang kami kedepanjan," ucap Iqbal.

Baca: Aksi Bela Baitul Maqdis 115 - Wiro Sableng Ikut Ramaikan Aksi, Ini Hal-hal Menarik dari Monas

Baca: Aksi Bela Baitul Maqdis 115, Massa Shalat Jumat di Monas yang Dipimpin Imam Masjid Al-Azhar

Sementara itu, Kadiv Humas Polri Irjen Setyo Wasisto mengungkapkan para korban yang berasal dari pihak kepolisian diduga sudah dianiaya dengan sadis oleh para napi di dalam rutan Mako Brimob Kelapa Dua.

"Ada seperti luka bacok, luka tembakan. Ada juga satu orang yang lukanya macam-macam, kakinya disayat, dan lain-lain," ujar Setyo.

TEMPO.CO, Jakarta - Kepala Divisi Humas Kepolisian RI Inspektur Jenderal Setyo Wasisto mengatakan lima orang anggota kepolisian tewas dalam kerusuhan di Rumah TahananTeroris Markas Komando Brigade Mobile (Mako Brimob) Kelapa Dua, Depok.

Menurut Setyo, semua berasal dari Detasemen Khusus 88 Anti Teror. “Lima anggota Polri tersebut telah mendapat kenaikan pangkat luar bisa,” ujar Setyo di Mako Brimob Kelapa Dua, Depok, Rabu, 9 Mei 2018.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Menurut Setyo, sampai sorre ini polisi masih bernegosiasi terhadap tahanan yang masih melakukan penyanderaan. Tim negosiator masih bekerja dan diharapkan mendapatkan hasil yang baik.

“Tentunya dengan rekan-rekan media yang mengabarkan, semua tidak gelisah dan takut karena di bawah kendali kami,“ ujar Setyo.

Kepala Biro Penerangan Masyarakat Kepolisian RI Brigadir Jenderal Mohammad Iqbal mengungkapkan nama-nama anggota Densus yang tewas dibunuh oleh para teroris di dalam Rumah Tahanan Teroris Mako Brimob pada Selasa malam, 8 Mei 2018.

1. Inspektur Satu Luar Biasa Anumerta Yudi Raspuji

2. Ajun Inspektur Dua Luar Biasa Anumerta Deni Seadi

3. Brigadir Luar Biasa Anumerta Sandi Setyo Nugroho

4. Brigadir Satu Luar Biasa Anumerta Sukron Fadli

5. Brigadir Satu Luar Biasa Anumerta  Wahyu Catur Pamingkas

Adapun satu orang anggota Densus 88 yang masih disandera para teroris di Mako Brimob Kelapa Dua bernama Brigadir Kepala Iwan Sarjana

TRIBUNNEWS.COM, DEPOK - Lima orang anggota polisi yang tewas dalam insiden kerusuhan di Rutan Mako Brimob Kelapa Dua Depok pada Selasa (8/5/2018) malam ternyata berasal dari Datasemen Khusus (Densus) 88.

Demikian disampaikan oleh Kepala Bagian Penerangan Masyarakat Divisi Humas Mabes Polri Brigjen Pol M Iqbal Rabu (9/5/2018) sore pukul 16.30 WIB.

"Lima petugas kami, rekan kami yang gugur adalah petugas terbaik kami. Mereka menjalankan tugas negara dalam rangka tugas kepolisian khususnya anggota Datasemen Khusus 88," terangnya.

Ia menilai insiden tersebut merupakan bentuk pembangkangan yang ditunjukkan oleh narapidana terorisme karena petugas menegakkan Standar Operasional Prosedur (SOP) untuk memastikan sterilisasi barang-barang yang masuk dan tidak memuat sesuatu yang dilarang.

"(Pembangkangan) terbukti, petugas kami disandera, senjata diambil bahkan meninggal dunia. Oleh sebab itu kalau ada pengancaman nyawa petugas atau orang lain kami akan lakukan upaya yang sangat tegas," pungkasnya.

Baca: Dirjen Pas Sebut Pihaknya Siap Tampung Narapidana Dari Mako Brimob

Kepala Bagian Penerangan Masyarakat Divisi Humas Mabes Polri Brigjen Pol M Iqbal mengakui bahwa insiden kerusuhan yang terjadi di Rutan Mako Brimob Kelapa Dua Depok pada Selasa malam (8/5/2018) menelan 6 orang korban jiwa.

Lima dari enam korban yang tewas merupakan anggota polisi dan satu korban tewas lainnya berasal dari kalangan narapidana terorisme.

Namun Brigjen Pol M Iqbal tidak menyebutkan secara detail nama-nama korban yang tewas dalam kerusuhan.

Berdasarkan informasi berantai yang diterima Warta Kota, korban tewas dari anggota polisi yakni Bripda Wahyu Catur Pamungkas, Bripda Syukron Fadhli IDENSOS, Ipda Rospuji, Bripka Denny dan Briptu Fandi.

Sedangkan satu korban tewas dari narapidana terorisme bernama Benny Syamsu Tresno. Satu orang anggota polisi yang sedang disandera di dalam Rutan Mako Brimob Kelapa Dua Depok diduga bernama Bripka Iwan Sarjana.

Pantauan di lokasi pada pukul 16.00 WIB Pangdam Jaya Jayakarta Joni Supriyanto tampak memasuki kawasan Mako Brimob.

Turun dari mobil, ia langsung masuk dengan dibonceng menggunakan sepeda motor.

Sementara itu, di depan Mako Brimob pengamanan masih sangat ketat dan ramai oleh awak media. (M15)

Empat Anggota Densus 88 Gugur dalam Kerusuhan di Mako Brimob

Rabu, 09 Mei 2018 – 17:48 WIB

Personel Densus 88. Ilustrasi Foto: dok.JPNN.com

jpnn.com, JAKARTA - Karopenas Divhumas Polri Brigjen Mohammad Iqbal menyebutkan, empat dari lima anggota Polri gugur dalam kerusuhan di Mako Brimob merupakan anggota Densus 88 Antiteros.

Kelima anggota Polri yang gugur mendapat kenaikan pangkat setingkat lebih tinggi.

Empat anggota Densus 88 yang gugur yakni Iptu Luar Biasa Anumerta Yudi Rospuji Siswanto, Brigpol Luar Biasa Anumerta Fandy Setyo Nugroho, Briptu Luar Biasa Anumerta Sykron Fadhli, dan Briptu Luar Biasa Anumerta Wahyu Catur Pamungkas.

Satu lagi korban tewas yakni Aipda Luar Biasa Anumerta Denny Setyadi, yang bertugas di Polda Metro Jaya.

“Sedang satu anggota yang masih disandera yakni Brigadir Iwan Sarjana, dari Densus 88 Antiteror,” ujar Mohammad Iqbal saat memberikan keterangan pers kasus kerusuhan di Mako Brimob, beberapa saat lalu. (sam/mg1/jpnn)

Redaktur & Reporter : Soetomo

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Sebanyak lima anggota kepolisian yang tergabung dalam Densus 88 gugur dalam insiden kerusuhan di Mako Brimob, Kelapa Dua, Depok, Selasa (8/5) malam. Sementara itu, satu korban lainnya merupakan salah satu tahanan yang ada di Mako Brimob.

“Ada sebanyak lima anggota, empat dari Densus 88, dan satu anggota merupakan anggota Polda Metro Jaya,” ujar Karopenmas Divisi Humas Polri M Iqbal dalam keterangan pers yang dilakukan di Mabes Polri, Rabu (9/5).

Dia lalu memerinci nama-nama anggota yang gugur. Nama-nama itu adalah Briptu Syukron Fadhli, Briptu Wahyu Catur Pamungkas, Brigjen Polisi  Fandy Setyo Nugroho, dan Aipda Denny Setiadi. Mereka diberikan gelar khusus, yakni “Luar Biasa” dan “Anumerta”, karena gugur dalam insiden tersebut.

Sementara itu, satu tahanan yang tewas adalah Beni Syamsu Trisno alias Abu Ibrohim. Iqbal juga menyatakan, ada satu anggota Densus 88 yang sampai saat ini masih menjadi sandera para tahanan.

Juru bicara Polri Setyo Wasisto mengatakan, sampai saat ini pihaknya masih belum mengetahui situasi dan kondisi dari sandera tersebut. “Kondisinya, kami berharap masih baik-baik saja. Kita tidak bisa masuk. Semoga kondisinya baik."

Dia tak menjelaskan secara rinci apa yang menjadi tuntutan dari para tahanan yang menyandera. Namun, pihaknya menyatakan, saat ini kepolisian sedang melakukan upaya untuk bernegosiasi dan menyatakan kondisi saat ini dalam kendali pihak kepolisian.

Setyo juga mengimbau masyarakat untuk tidak mudah percaya dengan media-media yang menyiarkan informasi tidak jelas. Pihaknya juga mengimbau masyarakat untuk tak gelisah dan tak takut akan adanya insiden ini.

“Masyarakat dimohon jangan percaya dengan media-media yang tidak jelas yang mengalihkan fakta-fakta dengan tujuan-tujuan tertentu. Dan mohon masyarakat tidak gelisah dan tirak takut karena semua masih dalam kendali kami,” ungkapnya.

TEMPO.CO, Jakarta-Kepala Kepolisian Republik Indonesia atau Kapolri Jenderal Tito Karnavian mengatakan anggota Detasemen Khusus 88 (Densus 88) yang tewas saat kerusuhan di rumah tahanan Markas Komando Brigade Mobil (Mako Brimob) bukan anggota tim tempur, melainkan tim pemberkasan."Jadi anggota kami yang gugur lima ini, bukan anggota tim penindak atau pemukul, tapi pemberkasan," kata Kapolri di Mako Brimob, Kelapa Dua, Depok, Kamis, 10 Mei 2018.Baca: Rutan Mako Brimob Tanggung Jawab Kementerian Hukum dan HAMDalam kerusuhan yang terjadi di rumah tahanan Mako Brimob, Selasa, 8 Mei 2018, lima anggota Densus 88 tewas di tangan tahanan kasus terorisme. Sedangkan satu anggota sempat menjadi sandera.Lima anggota Densus 88 yang wafat yakni Inspektur Satu Yudi Rospuji Siswanto, Ajun Inspektur Dua Deni Setiadi, Brigadir Sandi Setyo Nugroho, Brigadir Satu Sukron Fadli dan Brigadir Satu Wahyu Catur Pamungkas. Sedangkan satu anggota detasemen yang disandera adalah Brigadir Kepala Iwan Sarjana.Simak: Drama 36 Jam Kerusuhan di Rutan Mako BrimobTito menuturkan tugas utama lima anggota Densus 88 itu ialah menyiapkan berkas bagi tahanan teroris untuk persiapan menuju persidangan. Meski begitu, mereka tetap dibekali dengan senjata api. "Senjata api mereka itulah yang dirampas para tahanan," kata dia.Kerusuhan di rutan Mako Brimob pecah pada Selasa malam, 8 Mei 2018. Para tahanan menyerang petugas, merebut senjata mereka dan menguasai rutan selama beberapa jam. Para tahanan baru menyerah setelah diberi ultimatum pada Kamis, 10 Mei 2018 pukul 07.15.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Prison riot in Depok, Indonesia

A three-day prison takeover and stand-off took place in 2018 between the Indonesian National Police and inmates convicted of terrorist activities who were imprisoned at the Police's Mobile Brigade Corps's headquarters (Mako Brimob) in Depok, West Java, Indonesia. The inmates took control over one prison block and 6 police officers were taken hostages. As a result of the standoff, five police officers died, with one inmate dead after being shot by the police. Four policemen were also injured in the incident.[3] The Islamic State claimed its fighters were in the standoff.[4] Another policeman was stabbed to death at the headquarters of the elite Mobile Brigade police after the siege by a terrorist who was later shot and killed.[5]

After midnight, pictures began circulating on social media, depicting several detainees holding firearms, a black IS flag, nursing wounds and holding hostages. Mako Brimob and surrounding areas were secured and civilians were prohibited from coming closer to the area. Brimob officers began to secure the surrounding streets, extending extra security to a nearby church and hospital.[6]

The police have announced that five members of Police's Densus 88 counter-terrorism unit have been killed while another officer was held hostage, in a standoff between police and terror convicts since rioting broke out on Tuesday evening at the Mobile Brigade headquarters (Mako Brimob) detention center in Kelapa Dua, Depok, West Java.

One terror detainee was also killed during the incident after making repeated threats and attempting to steal a police weapon.

The Mako Brimob has been in lockdown since rioting broke out at its detention center on Tuesday evening, with local roads cordoned off and affecting traffic on Wednesday.

According to National Police spokesman Brig. Gen. M. Iqbal, the officers' bodies have been transferred to the National Police Hospital in Kramat Jati, East Jakarta.

The bodies have been identified as:

Meanwhile, the police officer who was held hostage was identified as Chief Brigadier Iwan Sarjana.[8]

Netizens were worried about Jakarta's former governor Basuki Tjahaja Purnama who was serving sentence in Mako Brimob for a politically motivated conviction of blasphemy against Islam. Although the police reported him to be safe, they suspected that the attackers planned to attack him as well.[9]